Sabtu, 19 April 2014

Sejarah Lintoe Poebanja


LINTOE POEBANJA RAJA EMAS ACEH DULU
Oleh : Oga Umar Dhani


            Berbicara masalah Aceh tentu orang akan mengenal dengan Aceh sebagai daerah modal pada masa kemerdekaan Indonesia. Hal  ini terbukti dengan adanya sumbangan dari Aceh yang berupa dua pesawat terbang yang dikutip dana pembelian dari masyarakat Aceh itu sendiri. Berdasarkan cerita-cerita dari orang tua terdahulu bahwasanya sumber dana untuk membeli pesawat tersebut merupakan sumbangan dari rakyat aceh yang berupa emas sebagai tanda setianya kepada bangsa Indonesia.
Berdasarkan fakta sejarah diatas tidak dapat di pungkiri bahwasanya di Aceh sejak zaman dahulu sudah di kenal dengan Negeri yang kaya akan emas, Seperti cerita bahwasanya di Aceh padan zaman terdahulu sudah ada pertambngan emas, Contohnya yang ada di Beutong Kab. Nagan Raya yang di kelola oleh seorang yang gagah perkasa yang ukuran tubuhnya melebihi tubuh orang biasa dan kekuatannya juga bisa dikatakan seperti kekuataan mesin bila di bandingkan pada zaman sekarang ini. Masyarakat sering menyebut dengan Lintoe Poebanja sebagai raja pada masa dimana rakyat dikerahkan sebagai tenaga di pertambngan milik kerajaannya.
Cerita ini terjadi pada masa Aceh belum datangnya pengaruh islam dari Negeri arab, dimana masyarakat Aceh pada masa itu rakyatnya masih memeluk agama Hindu. Ini terbukti dengan di temukan kuburan-kuburan wanita penghibur untuk para pekerja di pertambangan Lintoe Poebanja yang oleh masyrakat sekitar sering disebut sebagai kuburan Midun. Bila dilihat dari bekas pertambangan yang masih tersisa sampai sekaranng ini tambang emas tersebut merupakan tambang yang sangat sempurna untuk kategori pada zaman tersebut dimana masyarakat belum mengerti dengan ilmu pengetahuan yang mengajar tentang pertambangan seperti pada zaman dewasa ini. Lintoe Poebanja juga dikenal sebagai Raja yang sangat kejam dimana dia akan menyiksa orang-orang yang tidak mau bekerja untuknya, bahkan dia tidak segan-segan untuk membunuh orang tersebut. Dan dikatakan pula bahwa emas yang di peroleh dari pertambangannya yang berada di Beutong di bawa pulang ke Pidie yang daerahnya kurang diketahui oleh masyarakat Beutong sendiri.
Cerita rakyat ini terus bertahan sampai sekarang namun belum ada yang menulis tentang sejarah tersebut walaupun bukti tempat pertambangan masih ada sampai sekarang. mungkin inilah orang-orang mengatakan bahwa sejarah ini hanya dongeng belaka. Tetapi kita tidak bisa juga mengatakan bahwa sejarah rakyat merupakan dongeng sebelum tidur karena khusus dengan sejarah Lintoe Pobanja ini ada peninggalan yang bisa diteliti. Semoga untuk kedepan kita sebagai penerus dalam bidang sejarah dapat mengangkat cerita-cerita rakyat yang menurut masyarakat sebagai dongeng. Mungkin hal ini terjadi terjadi karena masyarakat belum memebaca sebagaimana sejarah lain yang ditulis dalam buku-buku sejarah. Dengan adanya kita sebagai generasi muda dalam bidang sejarah kita harus giatnya mengangkat cerita rakyat yang belum ditulis orang agar pandangan sebagai dongeng dapat dihilangkan karena cerita rakyat tidak semuanya dongeng, bila ada yang meneliti secara seksama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar