Rabu, 16 April 2014

Motivasi dalam Belajar

MOTIVASI DALAM BELAJAR
Oleh : Oga Umar Dhani

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang hidup, makhluk yang berkembang dan  makhluk yang aktif. Manusia dalam berbuat dan bertindak selain terikat oleh faktor-faktor yang datang dari luar juga ditentukan oleh faktor-faktor dari dalam organisme yang bersangkutan, yaitu berupa kekuatan yang datang dari organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong dalam tindakan. Kalau orang ingin mengetahui mengapa orang berbuat atau berprilaku kearah sesuatu seperti yang telah dikerjakan, maka orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi. Karena motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Begitu juga dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik sangat dibutuhkan motivasi untuk menambah minat peserta didik dalam belajar.

B.     Kesadaran Tentang Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas (melingkar), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal), dan akhirnya setelah tujuan tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Oleh karena itu motivasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik supaya tujuan dari proses pembelajaran itu tercapai dengan sempurna. Karena pada hakikatnya manusia selalu melakukan sesuatu melalui dorongan baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Dalam melakukan sesuatu pasti ada yang mendasarinya. Begitu juga dalam proses belajar mengajar, orang belajar karena didorong oleh suatu kekuatan didalam atau dari luar dirinya yang menyuruh melakukan kegiatan belajar.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru sering menemukan siswanya yang tidak aktif, tidak terlibat dalam proses pembelajaran, tidak memusatkan perhatian pada materi yang sedang di bicarakan dan tidak terikat pada tujuan pembelajaran. Hal seperti ini sangat membutuhkan bagaimana cara memotivasi anak didik untuk belajar. Karena anak-anak seperti ini sangat membutuhkan perhatian guru. Dan guru dituntut untuk tidak diam jika ada sebagian anak didiknya yang tidak termotivasi dalam belajar. Karena apabila siswa termotivasi untuk belajar maka ia akan benar-benar belajar begitu juga sebaliknya.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat penting dilakukan terhadap peserta didik, karena untuk memotivasi siswa dalam belajar ada berbagai teknik bisa dilakukan seperti meberi penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, dan  pujian untuk mendorong peserta didik agar mau belajar.
Winkel (1984) menyatakan bahwa guru (disini menekankan guru SLTP dan guru SLTA) harus berusaha mengembangkan motivasi pada diri siswa, terutama motivasi dari dalam dirinya. Walaupun tidak mudah untuk mengembangkan motivasi dari dalam diri siswa, guru dapat melakukan berbagai upaya seperti berikut :
a.  Menjelaskan mengapa suatu pelajaran diajarkan dan apa kegunaannya untuk kehidupan kelak.
b.  Menunjukkan antusiasme dalam mengajarkan pelajaran yang dipegang dan menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang sesuai.
c.  Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit.
d.  Menjaga disiplin belajar di dalam kelas.
e.  Memberitahukan kepada siswa secepat mungkin hasil penilaian terhadap tugas-tugas mereka.
Namun begitu Winkel juga menyatakan bahwa siswa masih dapat digerakkan oleh insentif-insentif baik berupa pujian atau celaan yang digunakan dengan tepat.
            Untuk itu kesadaran tentang pentingnya motivasi  tidak hanya di sekolah saja. Orang tua atau keluarga pun menyadari pentingnya motivasi dalam proses belajar anak, sehingga mereka berusaha memotivasi anak-anak mereka untuk belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa kesadaran tentang pentingnya motivasi dalam proses belajar telah dimiliki oleh pendidik, orang tua dan masyarakat.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya.

C.     Pengertian Motivasi
Secara garis besar motivasi dapat diartikan keadaan dalam individu yang mendorong perilaku kearah tujuannya. Namun disini juga dikemukakan beberapa pengertian motivasi oleh para ahli seperti Saiful Bahri Djamarah menyatakan  bahwa motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
            Motivasi adalah suatu perubahan  energi didalam pribadi seseorang  yang ditandai dengan timbulnya afektif ( perasaan ) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.
Ada tiga hal  defenisi mnengenai motivasi menurut Mc Donald, yaitu :
1.      Motivasi dimulai dengan suatu perubahan  tenaga dalam diri seseorang.
Kita berasumsi, bahwa setiap perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga didalam system neuro fisiolagis manusia walaupun banyak motif yang kepastian hakikat organis  dari perubahan tenaganya tidak diketahui, misalnya dasar organis dari keinginan untuk dihargai dan diakui yang tidak dapat diterangkan, tetapi dapat di asumsikan. Sedangkan dasar organis dari beberapa perubahan tenaga lainnya dapat diketahui, misalnya pada haus, lapar dan lelah.
2.      Motivasi ditandai oleh dorongan afektif ( perasaan )
Dorongan afektif yang kuat, sering nyata dalam tingkah laku. Misalnya kata-kata kasar, bentakan, suara nyaring/teriakan, pukulan ke meja dan sebagainya. Di lain pihak adapula dorongan afektif yang sulit untuk diamati.  Misalnya anak yang dengan tenang-tenang duduk bekerja dimejanya, tampak kurang nyata dorongan afektifnya, padahal ia mempunyai dorongan kuat berupa manifestasi perubahan psikologis yang terjadi didalam dirinya.
3.      Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Orang yang termotivasi, membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga didalam dirinya. Dengan perkataan lain, motivasi  memimpin kearah reaksi-reaksi mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini dikarenakan tingkah laku manusia dibangkitkan  dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan psikologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu,apa yang seseorang lihat belum tentu akan membangkitkan minatnya sebelum apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

1.      Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik
a.       Motivasi Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik bila tujuannya sesuai dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. Disebut anak didik memiliki motivasi intrinsik bila ia termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya. Instrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar belakang oleh pemikiran  yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu.  Seseorang itu boleh dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang di pelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya.
Maka yang mempunyai motivasi intrinsik ia akan cenderung menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan tentunya gemar dalam belajar.

b.         Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar di katakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, gelar, kehormatan   dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak  baik dalam pendidikan. Motrivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagaima cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang panda membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan anak didik. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai   proses interaksi edukatif di kelas.
Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar.

D.    Kesimpulan
Dalam proses belajar megajar motivasi sangat dibutuhkan baik guru maupun untuk anak didik itu sendiri. Karena dengan adanya motivasi maka semangat untuk belajar jadi tinggi, dan untuk membangkitkan motivasi tersebut bisa dilakukakan dengan berbagai teknik seperti memberi hadiah, pujian, piagam, dan lain-lain. Karena motivasi sifatnya itu melingkar seperti lingkaran maka motivasi itu harus dilakukan terus menerus ketika tujuannya tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Nurhasanah dan Amirruuzzahri. 2009. Modul Psikologi Pendidikan. Program Pendidikan Guru Kejuruan Universitas Syiahkuala. Banda Aceh.
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. ANDI. Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar