Rabu, 16 April 2014

AGAMA SHINTO, JEPANG
Oleh : Oga Umar Dhani


A.    Latar Belakang
Agama adalah salah satu hal yang tidak akan bisa kita lepaskan dari kehidupan manusia. Dalam setiap tempat dan dalam setiap waktu, agama merupakan salah satu sumber dari peradaban manusia. Pada makalah ini, kami akan lebih menitik beratkan tentang bagaimana perkembangan agama Jepang atau yang lebih dikenal dengan nama Shinto.

Asal Usul Agama Shinto
Agama ini timbul pada zaman Prasejarah dan siapa pembawanya tak dapat dikenal dengan pasti. Penyebarannya ialah di Asia dan yang terbanyak ialah di Jepang. Agama shinto di Jepang itu tumbuh dan hidup dan berkembang dalam lingkungan penduduk, bukan datang dari luar. Nama asli agama itu ialah Kami no Michi yang bermakna jalan dewa.
Pada saat Jepang berbenturan dengan kebudayaan Tiongkok maka nama asli itu terdesak kebelakang oleh nama baru, yaitu Shin-To. Nama baru itu perubahan bunyi dari Tien-Tao, yang bermakna jalan langit. Perubahan bunyi iitu serupa halnya dengan aliran Chan, sebuah sekte agama Budha mazhab Mahayana di Tiongkok, menjadi aliran Zen sewaktu berkembang di Jepang.
Agama shinto itu berpangkal pada mitos bahwa bumi Jepang itu ciptaan dewa yang pertama-tama dan bahwa Jimmu Tenno, kaisar Jepang yang pertama itu adalah turunan langsung dari Amaterasu Omi Kami, yakni Dewi Matahari dalam perkawinannya dengan Touki Iomi, yakni Dewa Bulan. Sekalian upacara dan kebaktian terpusat seluruhnya pada pokok keyakinan tersebut.

B.     Sejarah Perkembangan Agama Shinto
Sejarah perkembangan agama Shinto di Jepang dapat dibagi kepada beberapa tahapan masa sebagai berikut:
1.      Masa perkembangannya dengan pengaruh yang mutlak sepenuhnya di Jepang, yaitu dari tahun 660 sebelum masehi sampai tahun 552 masehi, didalam masa duabelas abad lamanya.
2.      Masa agama Budha dan ajaran Konghuchu dan ajaran Tao masuk ke Jepang, yaitu dari tahun 552 M sanpai tahun 800 M. Yang dalam masa dua setengah abad itu agama sintho beroleh saingan berat. Pada tahun 645 M Kaisar Kotoku merestui agama Budha dan menyampingkan Kami no Michi.
3.      Masa sinkronisasi secara berangsur-angsur antara agama Shinto dengan tiga ajaran agama lainnya, yaitu dari tahun 800M sampai tahun 1700M. Yang dalam masa sembilan abad itu pada akhirnya lahir Ryobu-Shinto (Shinto-Panduan). Dibangun oleh Kobo-Daishi (774-835) dan Kitabake Chikafuza (1293-1354M) dan Ichijo Kanoyoshi (1465-1500M)dan lainnya.


C.     Sistem Ketuhanan Shinto

Konsep Tuhan dalam kepercayaan Shinto adalah sangat sederhana yaitu : " Semua benda di dunia, baik yang bernyawa ataupun tidak, pada hakikatnya memiliki roh, spirit atau kekuatan jadi wajib dihormati" Sejak awal sebenarnya secara natural manusia sudah menyadari bahwa mereka bukanlah mahluk kuat dan di luar mereka ada kekuatan lain yang lebih superior yang langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Pengakuan, kekaguman, ketakutan dan juga kerinduan pada Spirit atau "Kekuatan Besar" yang disebut dengan nama Kami atau Kami Sama itu diwujudkan dalam bentuk tarian, upacara dan festival budaya.
Jadi Kamisama adalah tuhan, dewa, atau kekuatan tertinggi bagi agama atau masyarakat Jepang. Tuhan tersebut hidup di segala tempat dan diberi nama sesuai dengan tempat atau benda yang ditempati. Tuhan yang berdiam di gunung diberi nama Kami no Yama, kemudian ada Kami no Kawa (Tuhan sungai), Kami no Hana (Tuhan bunga).

D.    Identitas Agama Shinto

Agama Shinto memiliki empat kitab suci. Keempat itu kitab itu adalah:
1.       Kojiki, yang bermakna catatan peristiwa purbakala. Disusun pada tahun 712 M.
2.       Nihonji, yang bermakna riwayat Jepang. Disusun pada tahun 720 M.
3.       Yengisiki, yang berisi nyanyian-nyanyian dan pujaan.
4.       Manyoshiu, yang bermakna himpunan sepuluh ribu daun. Berisikan bunga rampai, terdiri atas 4496 buah sajak, disusun antara abad ke-5 dengan abad ke-8 masehi.
          Tempat ibadah kaum Shinto disebut ise jingu. Adapun umat Shinto, mereka sangat menghormati kaisar. Karena mereka beranggapan bahwa kaisar Jepanng itu adalah titisan langsung Dewa Matahari. Adapun ajaran moralnya adalah menjunjung tinggi kehormatan negara dan kehormatan pribadi.





Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1997. Perbandingan Agama. Jakarta: P.T Rineka Cipta
Keene, Michael. 1997. Agama-agama di Dunia. Jakarta: Kanisius
Sou’yb, Joesoef. 1981. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta: Pustaka Al-Husna



Tidak ada komentar:

Posting Komentar