LINTOE POEBANJA RAJA EMAS ACEH DULU
Oleh : Oga Umar Dhani
Berbicara
masalah Aceh tentu orang akan mengenal dengan Aceh sebagai daerah modal pada
masa kemerdekaan Indonesia. Hal ini
terbukti dengan adanya sumbangan dari Aceh yang berupa dua pesawat terbang yang
dikutip dana pembelian dari masyarakat Aceh itu sendiri. Berdasarkan
cerita-cerita dari orang tua terdahulu bahwasanya sumber dana untuk membeli
pesawat tersebut merupakan sumbangan dari rakyat aceh yang berupa emas sebagai
tanda setianya kepada bangsa Indonesia.
Berdasarkan
fakta sejarah diatas tidak dapat di pungkiri bahwasanya di Aceh sejak zaman
dahulu sudah di kenal dengan Negeri yang kaya akan emas, Seperti cerita
bahwasanya di Aceh padan zaman terdahulu sudah ada pertambngan emas, Contohnya
yang ada di Beutong Kab. Nagan Raya yang di kelola oleh seorang yang gagah
perkasa yang ukuran tubuhnya melebihi tubuh orang biasa dan kekuatannya juga
bisa dikatakan seperti kekuataan mesin bila di bandingkan pada zaman sekarang
ini. Masyarakat sering menyebut dengan Lintoe Poebanja sebagai raja pada masa
dimana rakyat dikerahkan sebagai tenaga di pertambngan milik kerajaannya.
Cerita ini
terjadi pada masa Aceh belum datangnya pengaruh islam dari Negeri arab, dimana
masyarakat Aceh pada masa itu rakyatnya masih memeluk agama Hindu. Ini terbukti
dengan di temukan kuburan-kuburan wanita penghibur untuk para pekerja di
pertambangan Lintoe Poebanja yang oleh masyrakat sekitar sering disebut sebagai
kuburan Midun. Bila dilihat dari bekas pertambangan yang masih tersisa sampai
sekaranng ini tambang emas tersebut merupakan tambang yang sangat sempurna
untuk kategori pada zaman tersebut dimana masyarakat belum mengerti dengan ilmu
pengetahuan yang mengajar tentang pertambangan seperti pada zaman dewasa ini. Lintoe
Poebanja juga dikenal
sebagai Raja yang sangat kejam dimana dia akan menyiksa orang-orang yang tidak
mau bekerja untuknya, bahkan dia tidak segan-segan untuk membunuh orang
tersebut. Dan dikatakan pula bahwa emas yang di peroleh dari pertambangannya
yang berada di Beutong di bawa pulang ke Pidie yang daerahnya kurang diketahui
oleh masyarakat Beutong sendiri.
Cerita
rakyat ini terus bertahan sampai sekarang namun belum ada yang menulis tentang
sejarah tersebut walaupun bukti tempat pertambangan masih ada sampai sekarang.
mungkin inilah orang-orang mengatakan bahwa sejarah ini hanya dongeng belaka.
Tetapi kita tidak bisa juga mengatakan bahwa sejarah rakyat merupakan dongeng
sebelum tidur karena khusus dengan sejarah Lintoe Pobanja ini ada peninggalan
yang bisa diteliti. Semoga untuk kedepan kita sebagai penerus dalam bidang
sejarah dapat mengangkat cerita-cerita rakyat yang menurut masyarakat sebagai
dongeng. Mungkin hal ini terjadi terjadi karena masyarakat belum memebaca
sebagaimana sejarah lain yang ditulis dalam buku-buku sejarah. Dengan adanya
kita sebagai generasi muda dalam bidang sejarah kita harus giatnya mengangkat cerita
rakyat yang belum ditulis orang agar pandangan sebagai dongeng dapat dihilangkan
karena cerita rakyat tidak semuanya dongeng, bila ada yang meneliti secara
seksama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar