AGAMA SHINTO, JEPANG
Oleh : Oga Umar Dhani
A. Latar Belakang
Agama adalah
salah satu hal yang tidak akan bisa kita lepaskan dari kehidupan manusia. Dalam
setiap tempat dan dalam setiap waktu, agama merupakan salah satu sumber dari
peradaban manusia. Pada makalah ini, kami akan lebih menitik beratkan tentang
bagaimana perkembangan agama Jepang atau yang lebih dikenal dengan nama Shinto.
Asal Usul Agama Shinto
Agama ini timbul pada zaman
Prasejarah dan siapa pembawanya tak dapat dikenal dengan pasti. Penyebarannya
ialah di Asia dan yang terbanyak ialah di Jepang. Agama shinto di Jepang itu
tumbuh dan hidup dan berkembang dalam lingkungan penduduk, bukan datang dari
luar. Nama asli agama itu ialah Kami no Michi yang bermakna jalan dewa.
Pada saat Jepang berbenturan dengan
kebudayaan Tiongkok maka nama asli itu terdesak kebelakang oleh nama baru,
yaitu Shin-To. Nama baru itu perubahan bunyi dari Tien-Tao, yang bermakna jalan
langit. Perubahan bunyi iitu serupa halnya dengan aliran Chan, sebuah sekte
agama Budha mazhab Mahayana di Tiongkok, menjadi aliran Zen sewaktu berkembang
di Jepang.
Agama shinto itu berpangkal pada
mitos bahwa bumi Jepang itu ciptaan dewa yang pertama-tama dan bahwa Jimmu
Tenno, kaisar Jepang yang pertama itu adalah turunan langsung dari Amaterasu
Omi Kami, yakni Dewi Matahari dalam perkawinannya dengan Touki Iomi, yakni Dewa
Bulan. Sekalian upacara dan kebaktian terpusat seluruhnya pada pokok keyakinan
tersebut.
B. Sejarah
Perkembangan Agama Shinto
Sejarah perkembangan agama Shinto di
Jepang dapat dibagi kepada beberapa tahapan masa sebagai berikut:
1.
Masa perkembangannya dengan pengaruh
yang mutlak sepenuhnya di Jepang, yaitu dari tahun 660 sebelum masehi sampai
tahun 552 masehi, didalam masa duabelas abad lamanya.
2.
Masa agama Budha dan ajaran Konghuchu
dan ajaran Tao masuk ke Jepang, yaitu dari tahun 552 M sanpai tahun 800 M. Yang
dalam masa dua setengah abad itu agama sintho beroleh saingan berat. Pada tahun
645 M Kaisar Kotoku merestui agama Budha dan menyampingkan Kami no Michi.
3.
Masa sinkronisasi secara
berangsur-angsur antara agama Shinto dengan tiga ajaran agama lainnya, yaitu
dari tahun 800M sampai tahun 1700M. Yang dalam masa sembilan abad itu pada
akhirnya lahir Ryobu-Shinto (Shinto-Panduan). Dibangun oleh Kobo-Daishi
(774-835) dan Kitabake Chikafuza (1293-1354M) dan Ichijo Kanoyoshi
(1465-1500M)dan lainnya.
C.
Sistem
Ketuhanan Shinto
Konsep Tuhan dalam kepercayaan
Shinto adalah sangat sederhana yaitu : " Semua benda di dunia, baik yang
bernyawa ataupun tidak, pada hakikatnya memiliki roh, spirit atau kekuatan jadi
wajib dihormati" Sejak awal sebenarnya secara natural manusia sudah
menyadari bahwa mereka bukanlah mahluk kuat dan di luar mereka ada kekuatan
lain yang lebih superior yang langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap
kehidupan mereka sehari-hari. Pengakuan, kekaguman, ketakutan dan juga
kerinduan pada Spirit atau "Kekuatan Besar" yang disebut dengan nama
Kami atau Kami Sama itu diwujudkan dalam bentuk tarian, upacara dan festival
budaya.
Jadi Kamisama adalah tuhan, dewa,
atau kekuatan tertinggi bagi agama atau masyarakat Jepang. Tuhan tersebut hidup
di segala tempat dan diberi nama sesuai dengan tempat atau benda yang
ditempati. Tuhan yang berdiam di gunung diberi nama Kami no Yama, kemudian ada
Kami no Kawa (Tuhan sungai), Kami no Hana (Tuhan bunga).
D.
Identitas
Agama Shinto
Agama Shinto memiliki empat kitab
suci. Keempat itu kitab itu adalah:
1.
Kojiki, yang bermakna catatan
peristiwa purbakala. Disusun pada tahun 712 M.
2.
Nihonji, yang bermakna riwayat
Jepang. Disusun pada tahun 720 M.
3.
Yengisiki, yang berisi
nyanyian-nyanyian dan pujaan.
4.
Manyoshiu, yang bermakna himpunan
sepuluh ribu daun. Berisikan bunga rampai, terdiri atas 4496 buah sajak,
disusun antara abad ke-5 dengan abad ke-8 masehi.
Tempat ibadah kaum Shinto disebut ise
jingu. Adapun umat Shinto, mereka sangat menghormati kaisar. Karena mereka
beranggapan bahwa kaisar Jepanng itu adalah titisan langsung Dewa Matahari.
Adapun ajaran moralnya adalah menjunjung tinggi kehormatan negara dan
kehormatan pribadi.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. 1997. Perbandingan Agama. Jakarta:
P.T Rineka Cipta
Keene, Michael. 1997.
Agama-agama
di Dunia. Jakarta: Kanisius
Sou’yb, Joesoef. 1981. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta:
Pustaka Al-Husna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar