MOTIVASI DALAM BELAJAR
Oleh : Oga Umar Dhani
A.
Latar Belakang
Manusia
merupakan makhluk yang hidup, makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia dalam berbuat dan
bertindak selain terikat oleh faktor-faktor yang datang dari luar juga ditentukan
oleh faktor-faktor dari dalam organisme yang bersangkutan, yaitu berupa
kekuatan yang datang dari organisme yang bersangkutan yang menjadi pendorong
dalam tindakan. Kalau orang ingin mengetahui mengapa orang berbuat atau
berprilaku kearah sesuatu seperti yang telah dikerjakan, maka orang tersebut
akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi. Karena motivasi
merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke
arah tujuan. Begitu juga dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik
sangat dibutuhkan motivasi untuk menambah minat peserta didik dalam belajar.
B.
Kesadaran
Tentang Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas
(melingkar), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan
(goal), dan akhirnya setelah tujuan tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu
akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Oleh karena
itu motivasi sangat dibutuhkan oleh peserta didik supaya tujuan dari proses
pembelajaran itu tercapai dengan sempurna. Karena pada hakikatnya manusia
selalu melakukan sesuatu melalui dorongan baik dari dalam maupun dari luar
dirinya. Dalam melakukan sesuatu pasti ada yang mendasarinya. Begitu juga dalam
proses belajar mengajar, orang belajar karena didorong oleh suatu kekuatan
didalam atau dari luar dirinya yang menyuruh melakukan kegiatan belajar.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru sering
menemukan siswanya yang tidak aktif, tidak terlibat dalam proses pembelajaran, tidak
memusatkan perhatian pada materi yang sedang di bicarakan dan tidak terikat
pada tujuan pembelajaran. Hal seperti ini sangat membutuhkan bagaimana cara
memotivasi anak didik untuk belajar. Karena anak-anak seperti ini sangat
membutuhkan perhatian guru. Dan guru dituntut untuk tidak diam jika ada
sebagian anak didiknya yang tidak termotivasi dalam belajar. Karena apabila
siswa termotivasi untuk belajar maka ia akan benar-benar belajar begitu juga
sebaliknya.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat
penting dilakukan terhadap peserta didik, karena untuk memotivasi siswa dalam
belajar ada berbagai teknik bisa dilakukan seperti meberi penghargaan,
peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, dan pujian untuk mendorong peserta didik agar mau
belajar.
Winkel (1984) menyatakan bahwa guru (disini
menekankan guru SLTP dan guru SLTA) harus berusaha mengembangkan motivasi pada
diri siswa, terutama motivasi dari dalam dirinya. Walaupun tidak mudah untuk
mengembangkan motivasi dari dalam diri siswa, guru dapat melakukan berbagai
upaya seperti berikut :
a. Menjelaskan
mengapa suatu pelajaran diajarkan dan apa kegunaannya untuk kehidupan kelak.
b. Menunjukkan
antusiasme dalam mengajarkan pelajaran yang dipegang dan menggunakan
teknik-teknik pembelajaran yang sesuai.
c. Menyajikan
bahan pelajaran yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sulit.
d. Menjaga
disiplin belajar di dalam kelas.
e. Memberitahukan
kepada siswa secepat mungkin hasil penilaian terhadap tugas-tugas mereka.
Namun begitu Winkel juga menyatakan bahwa siswa
masih dapat digerakkan oleh insentif-insentif baik berupa pujian atau celaan
yang digunakan dengan tepat.
Untuk
itu kesadaran tentang pentingnya motivasi
tidak hanya di sekolah saja. Orang tua atau keluarga pun menyadari pentingnya
motivasi dalam proses belajar anak, sehingga mereka berusaha memotivasi
anak-anak mereka untuk belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa kesadaran tentang
pentingnya motivasi dalam proses belajar telah dimiliki oleh pendidik, orang
tua dan masyarakat.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang akan
dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat
orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak
bersentuhan dengan kebutuhannya.
C.
Pengertian
Motivasi
Secara garis besar motivasi dapat diartikan keadaan
dalam individu yang mendorong perilaku kearah tujuannya. Namun disini juga
dikemukakan beberapa pengertian motivasi oleh para ahli seperti Saiful Bahri
Djamarah menyatakan bahwa motivasi
adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk
aktifitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi
adalah suatu perubahan energi didalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif ( perasaan ) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan
energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas, maka seseorang
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapainya.
Ada tiga
hal defenisi mnengenai motivasi menurut
Mc Donald, yaitu :
1. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.
Kita berasumsi, bahwa setiap perubahan motivasi
mengakibatkan beberapa perubahan tenaga didalam system neuro fisiolagis manusia
walaupun banyak motif yang kepastian hakikat organis dari perubahan tenaganya tidak diketahui, misalnya
dasar organis dari keinginan untuk dihargai dan diakui yang tidak dapat
diterangkan, tetapi dapat di asumsikan. Sedangkan dasar organis dari beberapa
perubahan tenaga lainnya dapat diketahui, misalnya pada haus, lapar dan lelah.
2. Motivasi ditandai oleh dorongan afektif ( perasaan )
Dorongan afektif yang kuat, sering nyata dalam
tingkah laku. Misalnya kata-kata kasar, bentakan, suara nyaring/teriakan, pukulan
ke meja dan sebagainya. Di lain pihak adapula dorongan afektif yang sulit untuk
diamati. Misalnya anak yang dengan
tenang-tenang duduk bekerja dimejanya, tampak kurang nyata dorongan afektifnya,
padahal ia mempunyai dorongan kuat berupa manifestasi perubahan psikologis yang
terjadi didalam dirinya.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai
tujuan.
Orang yang termotivasi, membuat reaksi-reaksi yang
mengarahkan dirinya kepada usaha mencapai tujuan, untuk mengurangi ketegangan
yang ditimbulkan oleh perubahan tenaga didalam dirinya. Dengan perkataan lain,
motivasi memimpin kearah reaksi-reaksi
mencapai tujuan, misalnya untuk dapat dihargai dan diakui oleh orang lain.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini dikarenakan tingkah laku manusia
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan
tertentu, seperti kebutuhan psikologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan
aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik.
Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku
individu. Oleh karena itu,apa yang seseorang lihat belum tentu akan
membangkitkan minatnya sebelum apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri.
1.
Motivasi
Instrinsik dan Ekstrinsik
a.
Motivasi
Instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu diransang dari luar, karena
dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi
instrinsik bila tujuannya sesuai dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung
didalam pelajaran itu. Disebut anak didik memiliki motivasi intrinsik bila ia
termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang
terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin
mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya. Instrinsik sulit
sekali melakukan aktivitas belajar terus-menerus. Seseorang yang memiliki motivasi
intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatar belakang oleh pemikiran
yang positif, bahwa semua mata pelajaran
yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.
Seseorang yang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran,
maka ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu boleh dikatakan memiliki motivasi
untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang
di pelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang
memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu minat adalah
kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi
ada sangkut paut dengan dirinya.
Maka
yang mempunyai motivasi intrinsik ia akan cenderung menjadi orang yang
terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu
dan tentunya gemar dalam belajar.
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi belajar di katakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan
belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak
mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai
angka tinggi, gelar, kehormatan dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motrivasi ekstrinsik diperlukan
agar anak didik mau belajar. Berbagaima cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi
untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang panda membangkitkan
minat anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai
bentuknya. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan
anak didik. Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong,
tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai proses
interaksi edukatif di kelas.
Motivasi
ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak
didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik
yang positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap
dan perilaku anak didik. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh
positif dengan merangsang anak didik untuk giat belajar.
D.
Kesimpulan
Dalam
proses belajar megajar motivasi sangat dibutuhkan baik guru maupun untuk anak
didik itu sendiri. Karena dengan adanya motivasi maka semangat untuk belajar jadi
tinggi, dan untuk membangkitkan motivasi tersebut bisa dilakukakan dengan
berbagai teknik seperti memberi hadiah, pujian, piagam, dan lain-lain. Karena
motivasi sifatnya itu melingkar seperti lingkaran maka motivasi itu harus
dilakukan terus menerus ketika tujuannya tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurhasanah dan
Amirruuzzahri. 2009. Modul Psikologi
Pendidikan. Program Pendidikan Guru Kejuruan Universitas Syiahkuala. Banda
Aceh.
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. ANDI.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar