Jumat, 08 Mei 2015

SI HITAM YANG BIKIN INSPIRASI

Oleh : Oga Umar Dhani
“Hitam, Pait, manakutkan bagi sebagian orang tetapi menggoda bagi penikmatnya” inilah secuil pendapat tetang gambaran kopi. Ada juga yang mengatakan belum laki jika tidak ngopi walaupun wanita sebenarnya juga suka kopi, belum Indonesia jika kopi saja tidak kenal seperti yang dikatakan Bg Iwan “itu kebiasaan lama orang Indonesia” sampe-sampe di suruh bongkar, hehehe (Bongkar Kebiasaan lama,!)
Jika dilihat dari sudut pandang sejarah, sejak kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 yang dibawa oleh Belanda dari Malabar India, rakyat Indonesia sudah mulai mengembangbiakkannya di Batavia, namun mengalami kegagalan dikarenakan banjir. Tetapi pada tahun 1699 bibit baru kembali di datangkan yang kemudian mulai tersebar seantero Indonesia.
Selain untuk di konsumsi pribadi kopi juga sangat menjanjikan dalam ekonomi, sehingga tidak heran jika perkebunan kopi menjamur di Indonesia, mulai dari masa kolonial sampai hari ini.
Sedangkan untuk mengosumsinya, kopi biasa dibuat menjadi bubuk kemudian diseduh dengan air panas baru diminum dengan tambahan sedikit pemanis biar tidak terlalu pait. meminum kopi bagi orang Indonesia sering disebut Ngopi. Dan berbicara tentang ngopi juga mempunyai cerita unik, walaupun itu tidak ditemukan bukti tertulis tetapi dapat dirasionalkan sehingga cerita itu kemungkinan besar memang benar-benar terjadi. Khususnya di Aceh, mengenai awal mula rakyat mengenal ngopi adalah ketika Belanda masih berkuasa, sebenarnya ngopi dianjurkan untuk mensiasati rakyat untuk meminum air panas, karena sebelumnya masyarakat mengosumsi air yang tertampung dalam kendi tanah. Karena sebelumnya kematian rakyat sangat tinggi, setelah diteliti sebagian besar masalahnya adalah air. Solusinya adalah rakyat harus memanasi dulu jika ingin meminumnya. Biar rakyat mau Belanda menawarkan minuman baru yaitu kopi. Bermula dari itulah kopi menjadi kebiasaan orang Aceh, baik dipagi hari, siang maupun malam kopi sudah menjadi teman sejati.
Dan hari ini, trend ngopi terus berkembang. Malah jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, bisnis yang menjanjikan adalah warung kopi. Dikarenan penikmat kopi tidak terbatas baik golongan tua, pemuda, mahasiswa, maupun remaja yang tidak kenal akhir bulan maupun awal bulan tetap nongkrong di warung kopi. Maka tempat untuk ngopi semakin bertambah sehingga tidak heran jika kita lewat dijalanan kota Banda Aceh tiada jalan yang tidak ada warung kopi. Sehingga sangat wajar jika ada yang menyebut Aceh itu negeri 1001 warung kopi.
Inspirasiku lahir dari secangkir kopi, hehe.. terdengar candaan kawan. Tetapi inilah yang terjadi jika kita lebih mendalami. Karena setiap orang berbeda dalam menikmati hidupnya. Tetapi yang tidak bisa diterima adalah ketika dikaitkan antara kopi dan rokok. Kedua hal yang sangat berbeda tetapi saling disatukan. Tetapi bagi saya dilahirkan kopi bukan untuk menamani rokok, kopi tetap untuk manusia yang ingin mengekspresikan dirinya.
Memang benar kopi itu membuat candu, tetapi saya sedikit mengajak kawan-kawan merenungi betapa banya manusia di dunia ini memulai harinya dengan secangkir kopi, betapa banyak manusia menjalin silaturahmi lewat ngopi, melepas penat kerja juga dengan ngopi, mengawali bisnis sering juga di warung kopi dan banyak hal-hal lain yang dilakukan maunusia ada kaitannya dengan ngopi.
Mungkin akan sangat ekstrem ketika kita katakan negara ini terbentuk juga bermula dari ngopi, tetapi juga tidak bisa kita bantah jika dulu dalam membicarakan kemerdekaan petinggi bangsa ini sambil ngopi, hehe. Tetapi inilah kopi, dia hitam, dia pait, tapi bisa menyatukan manusia untuk melahirkan insprirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar